Ada yang Lebih Memikat dari Senja
Ada yang Lebih Memikat dari Senja
Hari sabtu, hari yang begitu
cerah. Langit biru yang warnanya terlalu cerah yang membuat saya malas untuk
keluar rumah. Hari itu adalah hari libur, namun saya tetap saja untuk tetap
tinggal dirumah sambil rebahan.
Pagi menuju siang hari sekitar
pukul 2, saya berniat menanyakan sesuatu kepada dia yaitu wanita yang saya
ceritakan di blog sebelumnya. “ kapan kau mau jalan-jalan ke Gramedia? “
tanyaku. “ mungkin sudah Sholat Azhar saya mau kesana. “ jawabnya. Sempat beberapa
kali saya menawarkan diri untuk diajak kesana, tpi dia juga sempat beberapa
kali mencari alasan agar saya tidak ikut dengannya kesana. Saya terus memohon
ke dia agar saya diikutkan kesana. Namun pada akhirnya dia mengizinkan alias
mau mengajak saya ke Gramedia. Ternyata usaha memang tidak pernah mengkhianati
hasil. Saya dan dia ketemu disana.
Sekitar 30 menit saya dan dia berada didalam Gramedia. Saya sempat ngobrol
dengannya. Dia juga sempat menanyakan mengapa saya tidak membeli satu pun
barang disana, namun saya hanya menjawab bahwa buku atau novel yang saya cari
belum ada disini. Dia membeli banyak barang disana lalu menyimpannya kedalam
tas milikinya.
Setelah berlama-lama di Gramedia,
akhirnya dia mau pulang ke rumahnya. Saya sempat menanyakan kepada dia kalau
habis dari sini mau kemana?. Dia menjawab “ saya mau keliling dulu dengan
sepedaku baru pulang ke rumah.”. “ boleh saya ikut? “ tanyaku. Dia sempat
menyuruhku pulang lalu pergi begitu saja dengan sepedanya. Saya pun
mengikutinya dari belakang, dia hampir saja ditabrak mobil karena tidak memberi
aba-aba kalau dia mau belok ke kanan. Dia memang aneh tapi entah mengapa saya
suka dengan keanehannya. Setelah saya dan dia berbelok, saya melihat ada
alfamart didepan. Saya mengajaknya untuk menemaniku sebentar disana. Saya hanya
membeli 2 buah ice cream yang tentu saja akan saya berikan untuknya. Saya memberikan
ice cream tersebut walaupun ia sempat beberapa kali menolak namun pada akhirnya
ia menerima pemberianku itu.
Saya dan dia akhirnya melanjutkan
perjalanan pulang lewat pelabuhan dekat Pasar Lakessi atau biasa disebut
Tanggul. Mungkin kalian akan bertanya, mengapa harus ada kata “ saya & dia ”
diawal paragraf ini? Mengapa bukan kata “ Kita “ saja yang seharusnya berada
disana?. Tentu saja jawabannya adalah karena saya tahu bahwa saya dengan dia
tidak akan bersatu menjadi kata Kita diakhir cerita ini. Namun jika memang
suatu hari saya dengan dia ternyata bersatu, mungkin cerita di blog ini akan
menjadi sia-sia dan tidak ada artinya lagi jika saya melanjutkannya.
Sepanjang jalan, saya selalu
mengajaknya untuk bercerita atau mengobrol agar perjalanan ini tidak berakhir
begitu saja. Setidaknya ada cerita yang bisa diceritakan ataupun ada cerita
yang bisa saya buat dengannya sepanjang perjalanan pulang. Ada banyak
pertanyaan yang saya ajukan ke dia dan ada banyak pula jawaban yang ia
sampaikan ke saya, terutama pertanyaan yang mengapa ia menolak ketika saya
mengajaknya pergi ke Pameran pada beberapa hari lalu yang sempat diadakan di Lapangan.
Akan ada hal yang terus saya sampaikan ke dia agar saya dan dia bisa terus
mengobrol karena jujur, dia orangnya sangat pemalu apalagi soal bercerita ke
saya setiap dia bertemu dengan saya. Saya terus membuatnya tertawa agar ia bisa
melupakan beban hidupnya walaupun hanya sementara saja. Andaikan saya bisa
menyampaikan langsung ke dia bahwa kejadian inilah yang sangat saya
tunggu-tunggu karena saya akhirnya bisa berjalan berdua dengannya walaupun
disisi lain banyak orang disana yang melihat saya dengan dia sedang ngobrol. Saya
mengobrol dengannya sampai senja mulai menampakkan dirinya kala itu. Namun sayangnya,
senja saat itu tidak terlalu memikat sehingga saya tidak terlalu ingin mengajak
dia untuk singgah sebentar melihat senja. Mungkin senja malu menampakkan
dirinya dikarenakan ada si dia yang lebih memikat perhatianku kala itu. Selang beberapa
menit, saya dan dia akhirnya sampai di jalan poros dekat rumahnya, awalnya dia
ragu untuk menyebrang menggunakan sepedanya namun pada akhirnya saya
membantunya untuk menyebrang. Sebelum ia sampai dirumahnya, ia sempat
menyuruhku untuk pulang duluan dikarenakan hujan mulai turun. Akhirnya, saya
dan dia berpisah dipertigaan jalan dekat rumahnya. Saya dan dia pun pulang ke
rumah masing-masing walaupun hujan sempat membasahi kami berdua.
Terima kasih atas waktunya telah mengijinkan saya menemani
sepanjang perjalanan.
Comments
Post a Comment